Belibis.com – Tradisi Merti Desa atau Ruat Bumi kembali digelar secara meriah di Desa Tunggara, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara. Warga setempat mengarak 12 gunungan berisi hasil bumi mengelilingi desa sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan atas segala karunia yang telah diberikan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sejak pagi hari, ratusan warga tampak memadati jalan-jalan desa untuk menyaksikan kirab gunungan. Sebanyak 12 gunungan yang terdiri dari hasil bumi seperti cabai, ubi, sayuran segar, dan durian diarak sejauh dua kilometer. Prosesi ini dimeriahkan dengan iringan kesenian tradisional, menambah semarak suasana desa.

Acara ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali dan menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan antarwarga. Gunungan-gunungan hasil bumi dihias dengan warna-warna cerah, membentuk tumpukan menyerupai gunung yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.

Puncak kegiatan terjadi saat warga berebut gunungan hasil bumi. Momen ini diyakini membawa berkah dan keberuntungan bagi siapa saja yang berhasil mendapatkan hasilnya. Sorak sorai dan tawa riang mewarnai suasana, menunjukkan kebahagiaan warga atas berlangsungnya tradisi ini.

Salah satu tokoh masyarakat menyampaikan bahwa tradisi ini merupakan bentuk doa bersama kepada Sang Pencipta. Setiap usaha dan kerja keras warga diharapkan mendapat ridha dan berkah. Ia menambahkan bahwa kelimpahan hasil bumi yang didapat tahun ini menjadi simbol harapan akan keberlangsungan kesejahteraan desa.

Kegiatan ini juga menjadi media pembelajaran budaya bagi generasi muda. Anak-anak dan remaja turut serta dalam arak-arakan, mengenakan pakaian adat sebagai wujud pelestarian tradisi leluhur. Melalui keterlibatan mereka, nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong diharapkan dapat terus diwariskan.

Pemerintah desa menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat atas dukungan penuh terhadap terselenggaranya acara ini. Seluruh persiapan, mulai dari tenaga, pemikiran, hingga pendanaan berasal dari inisiatif dan partisipasi warga. Pemerintah desa hanya bertindak sebagai fasilitator agar kegiatan dapat berjalan lancar.

Dengan adanya tradisi Merti Desa ini, warga Tunggara ingin menjaga semangat kebersamaan serta mengingatkan diri untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diterima. Harapannya, tradisi ini tetap hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya desa.