Belibis.com – Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial menghebohkan masyarakat Indonesia, terutama mereka yang berminat bekerja di Jepang. Video tersebut mengklaim bahwa pemerintah Jepang akan memasukkan pekerja asal Indonesia ke dalam daftar hitam atau blacklist. Informasi ini memicu kecemasan dan tanda tanya besar di kalangan netizen.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Isu blacklist ini muncul sebagai respons dari sejumlah laporan mengenai tindakan kriminal dan perilaku mengganggu yang diduga dilakukan oleh sebagian pekerja Indonesia di Jepang. Namun, benarkah kabar ini memiliki dasar yang kuat?

Viral Video dan Reaksi Netizen

Salah satu video yang banyak dibagikan di TikTok oleh akun @isuul14 menyebut bahwa tahun 2026 akan menjadi kesempatan terakhir warga Indonesia untuk bekerja di Jepang karena blacklist tersebut. Video berdurasi singkat itu menuliskan pesan cukup menegangkan, “Indonesia mau di-blacklist & 2026 jadi kesempatan terakhir ke Jepang!”

Tak heran bila video ini telah ditonton lebih dari 4,1 juta kali dengan ratusan ribu like, sekaligus menimbulkan berbagai komentar yang mengungkapkan kekhawatiran. Beberapa pengguna media sosial menyatakan kecewa dan bingung, terutama yang tengah menunggu proses kerja ke Jepang lewat lembaga pelatihan kerja (LPK).

Seorang netizen menulis, “Belajar mati-matian malah denger berita kayak gini,” sementara yang lain menyayangkan nasib anak-anak muda yang sudah berproses di LPK, merasa aturan bakal semakin ketat meskipun blacklist belum resmi.

Klarifikasi dari KBRI Tokyo

Menanggapi keresahan tersebut, Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Tokyo, Muhammad Al Aula, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa hingga kini tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang yang menyebutkan rencana blacklist terhadap pekerja Indonesia.

“Sampai dengan saat ini tidak ada pernyataan Pemerintah Jepang yang disampaikan ke KBRI Tokyo terkait dengan daftar hitam yang ramai didiskusikan di sosial media,” jelas Aula dalam keterangan yang dirilis Selasa (15/7/2025).

Justru sebaliknya, pemerintah Jepang masih sangat membutuhkan tenaga kerja dari berbagai negara sahabat, termasuk Indonesia. Peningkatan jumlah pekerja Indonesia di Jepang bahkan mendapat apresiasi, sebagai bagian dari program penerimaan tenaga kerja asing yang dijalankan Jepang secara resmi.

Kerjasama Bilateral dan Pengawasan Hukum

Lebih jauh, Aula menjelaskan bahwa kedua negara—Indonesia dan Jepang—secara aktif melakukan dialog dan konsultasi resmi. Forum tersebut bertujuan memastikan pelaksanaan kebijakan Jepang terkait “Inisiatif Penerimaan Warga Negara Asing dan Terwujudnya Masyarakat yang Hidup Berdampingan dan Harmonis”.

Terkait isu kriminalitas yang menjadi penyebab blacklist, memang ada beberapa kasus pelaporan resmi seperti pencurian yang dilaporkan ke KBRI Tokyo. Namun, semua kasus tersebut sudah ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku di Jepang.

“Setiap kasus tersebut sudah ditangani sesuai mekanisme hukum di Jepang,” ujar Aula menegaskan.

Sedangkan kabar mengenai tindakan mengganggu publik, seperti latihan bela diri di jalan umum yang disebut-sebut viral, menurut KBRI, tidak pernah ada laporan resmi dari pihak Jepang. KBRI sendiri terus berupaya proaktif menjalin komunikasi dengan aparat keamanan dan pemerintah Jepang guna menjaga situasi kondusif.

Pesan untuk Warga Negara Indonesia di Jepang

KBRI Tokyo mengimbau seluruh pekerja dan warga negara Indonesia di Jepang untuk selalu menghormati nilai budaya, etika, serta mematuhi hukum yang berlaku di negeri Sakura. Hal ini penting agar hubungan baik kedua negara tetap terjaga dan peluang kerja di Jepang tetap terbuka lebar bagi generasi muda Indonesia.


Kesimpulan

Berita mengenai blacklist pekerja Indonesia di Jepang sejatinya adalah kabar yang tidak berdasar dan menimbulkan kekhawatiran tanpa alasan kuat. Pemerintah Jepang justru terus membuka peluang dan memberikan apresiasi bagi pekerja Indonesia. Kerjasama kedua negara tetap berjalan lancar dengan pengawasan hukum yang ketat untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bersama.

Jika Anda atau keluarga berencana bekerja di Jepang, penting untuk tetap mengikuti informasi resmi dan selalu menjaga sikap yang baik di negara tujuan. Bagaimana menurut Anda, apakah isu-isu seperti ini sering kali berdampak besar meski belum jelas kebenarannya?


Kalau Anda ingin terus mendapatkan update terpercaya, jangan lupa pantau terus Belibis.com.