Belibis.com – Di balik berdirinya Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Yogyakarta, terdapat sosok penting yang turut membidani lahirnya nama besar ini: KH Sangidu. Siapakah beliau?

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dalam jurnal “KH Sangidu, Penghulu Penemu Nama Muhammadiyah” karya Fandy Aprianto Rahman, disebutkan bahwa KH Sangidu memiliki nama lengkap Raden Hariya Muhammad Sangidu. Ia lahir pada tahun 1883 di Kampung Kauman, jantung Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan wafat pada 1940. Sang tokoh kini beristirahat di Makam Karangkajen.

KH Sangidu adalah putra sulung dari pasangan Kyai Ma’ruf Ketib Tengah (Ketib Amin) dan Nyai Sebro (Raden Nganten Ketib Amin). Dari garis ayahnya, ia merupakan keturunan Kyai Maklum Sepuh, Kepala Penghulu Kesultanan Yogyakarta ke-9. Sementara dari garis ibunya, ia bersambung darah dengan Ki Ageng Pemanahan.

Sepanjang hidupnya, KH Sangidu menikah dua kali. Pernikahan pertamanya dengan putri K.R.P.H. Muhammad Khalil Kamaluddiningrat dikaruniai tiga anak, sedangkan pernikahan keduanya dengan Siti Jauhariyah membuahkan sembilan orang anak.

Jejak Karier dan Kiprah Intelektual KH Sangidu

Pada tahun 1914, KH Sangidu dilantik menjadi Penghulu Kesultanan Yogyakarta menggantikan Ketib Anom Kyai Muhammad Sangidu. Ia menjabat hingga akhir hayatnya pada 1940 dan dianugerahi gelar K.R.P.H. Muhammad Kamaludiningrat.

Kedekatannya dengan KH Ahmad Dahlan bukan semata hubungan kekerabatan – mertua KH Sangidu adalah kakak ipar KH Ahmad Dahlan – melainkan juga lahir dari hubungan intelektual. KH Sangidu menjadi murid sekaligus pendukung gerakan pembaruan Islam yang dipelopori oleh KH Ahmad Dahlan.

Sebagai anggota pertama Muhammadiyah, KH Sangidu aktif menggerakkan organisasi ini di berbagai lini sejak masa awal pendiriannya. Ia memainkan peran sentral dalam memperkenalkan ajaran Islam yang lebih murni di masyarakat Kauman, menggantikan tradisi-tradisi yang bercampur dengan unsur syirik.

Dukungan penuh dari KH Sangidu ini mempercepat penerimaan Muhammadiyah di kalangan masyarakat, bahkan hingga mendapat izin masuk ke struktur resmi Kawedanan Reh Pengulon.

Pencetus Nama Muhammadiyah

Pada tahun 1911, dalam sebuah musyawarah di Pendopo Tabligh, KH Sangidu mengusulkan nama Muhammadiyah untuk organisasi yang dirintis KH Ahmad Dahlan. Setelah melaksanakan sholat istikharah, KH Ahmad Dahlan pun mengesahkan nama tersebut.

Nama Muhammadiyah diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, menandakan bahwa para anggota organisasi ini adalah pengikut yang meneruskan ajaran Rasulullah dengan semangat murni dan modern.

Selain mengusulkan nama, KH Sangidu juga aktif dalam bidang pendidikan. Ia mendirikan Al-Qismul Arqo, sebuah lembaga pendidikan lanjutan berkonsep Islam modern. Setelah adanya regulasi Wilde Schoolen Ordonantie dari pemerintah Hindia Belanda, nama sekolah ini diubah menjadi Madrasah Muallimin Muhammadiyah untuk putra dan Madrasah Muallimat Muhammadiyah untuk putri.

Tak berhenti di situ, KH Sangidu bersama organisasi wanita Siwo Proyo Wanito (SPW) juga mendirikan Frobel School, sebuah taman kanak-kanak Islami pertama yang mengajarkan agama melalui lagu dan cerita, sebuah pendekatan inovatif pada masa itu.