Belibis.com – Malam 1 Suro adalah momen penting dalam penanggalan Jawa yang menandai pergantian tahun dan menjadi waktu yang sarat makna spiritual. Banyak masyarakat yang mencari tahu kapan tepatnya malam 1 Suro 2025 berlangsung, khususnya untuk menjalankan tradisi dan ritual yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Menurut Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Muhammadiyah 2025, malam 1 Suro tahun ini jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025, dimulai sejak waktu Magrib. Perlu diketahui bahwa dalam sistem kalender Jawa, hari dimulai dari Magrib, bukan tengah malam seperti dalam kalender Masehi.

Berdasarkan kalender Jawa, malam tersebut bertepatan dengan Jumat Kliwon, 1 Suro 1969 Dal, dan dalam kalender Hijriah jatuh pada 1 Muharram 1447 H, yang juga merupakan Tahun Baru Islam.

Makna Malam 1 Suro dalam Budaya Jawa

Malam 1 Suro memiliki kedudukan penting dalam budaya Jawa. Istilah “Suro” berasal dari kata Arab “Asyura”, yang berarti tanggal 10 di bulan Muharram. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, bulan Suro dianggap sakral dan penuh berkah, sehingga dijadikan waktu untuk menyepi, merenung, dan mendekatkan diri secara spiritual.

Pergantian tahun ini bukan hanya dimaknai sebagai awal kalender baru, melainkan sebagai momen untuk melakukan ritual spiritual demi keberkahan hidup di masa mendatang.

Pantangan di Malam 1 Suro yang Masih Dipercaya

Masyarakat Jawa mengenal berbagai pantangan yang sebaiknya dihindari saat malam 1 Suro. Tradisi ini diyakini dapat menjaga keselamatan dan menghindarkan diri dari malapetaka:

  1. Tidak menggelar pesta atau hajatan besar, termasuk pernikahan.

  2. Menghindari konflik, pertengkaran, atau tindakan emosional.

  3. Tidak melakukan perjalanan jauh karena dianggap rawan bahaya.

  4. Disarankan untuk tidak keluar rumah setelah Magrib.

  5. Menjaga lisan agar tidak mengucapkan kata-kata kasar atau buruk.

  6. Tidak pindah rumah atau membangun rumah di malam tersebut.

Pantangan ini merupakan bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun, meskipun tidak semua orang meyakininya secara mutlak.

Mitos Populer: Bulan Sial dan Nyi Roro Kidul

Beberapa mitos yang beredar di masyarakat Jawa terkait malam 1 Suro antara lain:

  • Suro dianggap bulan sial, sehingga banyak yang enggan melangsungkan perayaan besar di bulan ini. Namun, dalam pandangan Islam, tidak ada bulan yang dianggap membawa sial.

  • Turunnya Nyi Roro Kidul, ratu Pantai Selatan, dipercaya terjadi pada malam 1 Suro. Masyarakat mempercayainya sebagai waktu pemberian berkah dan perlindungan dari sang ratu laut.

Ragam Tradisi Masyarakat Jawa Saat Malam 1 Suro

Masyarakat Jawa memiliki berbagai tradisi unik yang dilakukan dalam menyambut malam 1 Suro. Tradisi ini mencerminkan nilai spiritual, kebudayaan, dan penghormatan terhadap leluhur:

  1. Grebeg Suro
    Prosesi sakral yang dilaksanakan di lingkungan Keraton Yogyakarta, termasuk arak-arakan pusaka dan pembagian makanan untuk masyarakat.

  2. Ziarah ke Makam Leluhur
    Doa dan sesaji dibawa ke makam sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

  3. Penyediaan Sesaji
    Makanan tanpa daging, bunga, dan tumpeng disiapkan sebagai simbol rasa syukur.

  4. Penyucian Pusaka
    Pusaka seperti keris atau batu mustika dimandikan dengan air bunga sebagai bentuk penghormatan dan pembersihan spiritual.

  5. Semedi dan Pertapaan
    Dilakukan oleh masyarakat kejawen untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

  6. Permohonan Hajat
    Puncaknya adalah saat dini hari 1 Suro, ketika masyarakat memohon doa dan hajat, baik untuk keberkahan hidup maupun penglaris usaha.

Penutup

Malam 1 Suro 2025 jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025, dan menjadi momen penting dalam budaya Jawa yang tidak hanya dirayakan sebagai awal tahun, tetapi juga dimaknai dengan kesakralan dan penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual. Melalui berbagai tradisi, masyarakat Jawa menjaga warisan budaya yang kaya dan penuh makna ini agar tetap hidup hingga generasi mendatang.